Pada sore yang cerah dan langit bersih tanpa awan, terlihat dari kejauhan hewan-hewan peliharaan di ladang bergerak menuju tempat makan. Waktu memang sudah menjelang malam, waktu dimana mereka akan segera diberi makan, tapi justru saat tersebut adalah saat terbaik melihat kanguru berkeliaran.
“Kamu sudah pernah mengendarai quadbike sebelumnya?” Dan aku hanya bisa menggeleng kepala sambil memastikan ia memberi petunjuk cara menggunakannya. Untungnya kendaraan tersebut sudah otomatis, jadi sisa mengetahui mana rem dan gasnya saja, selebihnya hanya perlu sedikit keberanian.
Saat kami mengendarai baru beberapa meter, sudah ada kanguru yang melompat-lompat di sisi kiri rute yang kami lalui. Terlihat kanguru berukuran cukup besar setinggi hampir satu meter mencoba melompati pagar pembatas ladang. Tak jauh dari situ, sepasang kanguru di sisi kanan kami juga tampak dari kejauhan, kepalanya terlihat terangkat seakan mengamati siapa yang sedang melintas. Tapi begitu melihat si Milly, anjing ladang yang ikut bersama kami, mulai berlari ke arah mereka, seketika mereka melompat-lompat menjauh dari pandangan kami.
Sebelum menjajal tanjakan yang cukup terjal dan menantang, kami kembali bertemu dengan seekor lagi yang berukuran cukup besar dari sebelumnya, ia terlihat kebingungan dan mungkin juga kaget melihat kami bertiga tiba-tiba muncul di dekatnya, ia pun melompat kesana kemari lalu menghilang di semak yang cukup banyak di kaki bukit.
Ladang yang kami lalui terletak sebagian besar di atas bukit, walau rute ke atas bukit lumayan membuat napas ngos-ngosan, pemandangan dari titik tertinggi di atas ladang membuat semua ketegangan tadi terbayarkan. Saat berbelok di ujung pendakian, bulan terlihat menyambut kami, dengan bentuk membulat tanpa awan yang menemani, jejeran beberapa pohon-pohon kecil seakan memberi bingkai hiasan pemandangan ladang yang kami lalui. Langit pun mulai kekuningan, menandakan matahari sebentar lagi akan terbenam.
Kami berhenti di belokan jalur yang menawarkan pemandangan terindah sore itu. Dari tempat kami berdiri terlihat sebuah tebing batu di mana para kanguru bergerombol melompat-lompat menaiki bukit berbatu, setidaknya ada empat ekor yang terlihat jelas. Milly, si anjing yang menemani kami terlihat kelelahan setelah tadi mengejar-ngejar kanguru yang terlihat olehnya.
Dari sini pula, terlihat dari kejauhan kota Geraldton, pelabuhan dan mercusuarnya menjadi penanda yang jelas bagi kami. Saat kami pulang dan langit mulai gelap, cahaya lampu kota menjadikan pemandangan lebih indah dengan kelap-kelipnya.
Kami lalu menyusuri sisi terjauh dari ladang, ke bagian seberang dari tempat kami melihat kota Geraldton tadi. Tak ada kanguru yang terlihat di sepanjang rute ini. Setelah masuk waktu shalat, saya diberi waktu untuk menunaikan kewajiban sebelum melanjutkan lagi mencari si kanguru. Dengan rute yang sama, saya berjalan di depan, dan tak berapa jauh dari tempat tadi terlihat di kaki bukit seekor kanguru yang terlihat mengamati pergerakan saya. Ia seakan berdiri memastikan keadaan, lalu melompat lagi menjauh ke dalam semak-semak pohon yang banyak di sekitar kaki bukit
Sebuah pengalaman sangat menyenangkan hari ini, melihat kanguru di alam bebas dengan menggunakan quadbike mengitari ladang gandum.
Share this / Silakan dibagikan :